Halaman Utama

Senin, 06 September 2010

JATI DIRI

Dunia ini adalah ibarat sebuah kayu yang terbakar, apabila kiat hidup di dunia ini tidak berusaha maka kita akan terbakar oleh api, hangus hingga tingal abu aja. Aku sering melihat diriku sendiri akan kehidupanku yang masa lalu atau sekarang. Aku sering melihat disekitar akan kehidupan orang-orang yang ada disekitar ku. Aku melihat beragam aneka kehidupan, ada sikaya ada si sederhana ada si miskin dan banyak lagi ragam yang lain. Aku kadang benci melihat orang kaya yang berhura-hura, aku merasa iba melihat seorang pengemis yang cacat yang mengaih uang hanya untuk makan, tapi aku setiap melihat situasi itu hanya dapat melihat memikirkan tanpa ada perbuatan yang berarti untuk melakukan paradigma itu. Aku juga sering memikirkan diriku sendiri,apakah aku sudah berbuat banyak untuk semua itu daripada orang lain, namun aku kadang berfikir bahwa aku masih beruntung daripada orang lain yang menurutku belum beruntung. Tapi itu hanya sebatas pendapatku saja, belum tentu orang lain melihat karasteristikku yang mungkin sudah berbeda akan pendapatku.

Pada suatu hari aku ngobrol dengan temanku Fulan (bukan nama sebenarnya) yang jauh masih di bawah umur ku, aku bertanya pada nya “lan apakah arti hidup itu untuk kamu?“, dia menjawab “ hidup bagi ku itu bisa senang, dapat makan, dan tercukupi, lantas aku bertanya” hidup itu untuk apa,’ dia jawab “untuk berkerja cari duit”. Itulah sekilas obrolan ku dengan teman ku Fulan. Aku terus menelaah apa yang dikatakan temanku tadi, mengapa ya kebanyakan orang – orang banyak dalam menjalani kehidupan ini lupa siapa yang membuat semuanya yang ada di dunia ini. Banyak orang hanya bekerja untuk kehidupannya tanpa memikirkan siapa yang memberi ini semua, sehingga kadang kala orang bisa menghalalkan segala cara agar dapat tetap hidup, pada hal masih banyak jalan yang harusnya dapat ditempuh dengan cara yang baik, ya mungkin orang udah lupa akan Penciptanya dan mungkin sudah lupa akan dosa sehingga bekerja tanpa ada aturan tabrak sana tabrak sini tanpa memikirkan itu hak siapa, yang penting aku senang. Kenapa kita banyak melupakan Allah Tuhan alam semesta ini, mungkin saja kalau kita selalu berjalan di dunia ini bisa menjalani kehidupan sesuai dengan Firman-firman-Nya kita hidup akan lebih berarti dan tentram. Kita akan hidup tenang bersama orang – orang tanpa ada kesenjangan yang jauh. Ya itulah kehidupan yang mungkin harus kita jalani walaupun bagaimana keadaannya, karena kita di dunia oleh Allah SWT dijadikan khalifah dari orang-orang sebelumnya. Sampai sekarang aku masih mencari apa arti hidup ini secara luas.

“Kehidupan Tetap Harus kita jalani yang terpenting kita kehidupan seberapa banyak perbuatan kita yang bermanfaat untuk orang lain, bukan seberapa lama kita hidup di dunia”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar